![]() |
Yaman merupakan salah satu kawasan tertua yang memiliki sejarah panjang
dalam peradaban Arab sebelum kedatangan Islam. Kawasan yaman dikenal sebagai
tanah yang subur dengan peradaban yang maju, terutama karena sistem irigasi
canggih yang diterapkan oleh bangsa Saba dan Himyar. Sebelum Islam, Yaman
diperintah oleh berbagai dinasti dan kerajaan yang silih berganti mendominasi
wilayah tersebut.
Kerajaan Saba (Sabaean Kingdom)
Salah satu kerajaan paling terkenal di Yaman sebelum Islam adalah Kerajaan
Saba, yang diperkirakan berdiri sekitar abad ke-8 SM. Kerajaan yaman mencapai
puncak kejayaannya pada abad ke-3 SM. Raja-raja Saba dikenal memiliki kekuatan
besar dalam mengendalikan perdagangan rempah-rempah dan kemenyan yang melalui
Jazirah Arab menuju wilayah Mediterania.
Raja terkenal dari Saba adalah Ratu Balqis, yang dalam berbagai catatan
disebut memiliki hubungan dengan Nabi Sulaiman. Kerajaan yaman memiliki sistem
pemerintahan yang terorganisir dengan baik, serta teknologi irigasi seperti
Bendungan Ma'rib yang memungkinkan pertanian berkembang pesat di wilayah
tersebut. Kerajaan yaman mulai melemah akibat konflik internal dan persaingan
dengan kerajaan tetangga seperti Himyar.
Kerajaan Himyar
Setelah melemahnya Saba, Kerajaan Himyar mengambil alih dominasi di Yaman
sekitar abad ke-2 M. Raja-raja Himyar, seperti Shammar Yahri'sh, terkenal
karena ekspansi mereka ke berbagai wilayah di selatan Jazirah Arab. Himyar
menjadi pusat penting dalam politik dan perdagangan di kawasan tersebut,
menguasai rute perdagangan yang strategis antara India dan Kekaisaran Romawi.
Pada masa pemerintahan raja-raja Himyar, terjadi perubahan signifikan dalam
kehidupan keagamaan dan politik di Yaman. Awalnya, masyarakatnya menganut
politeisme Arab Selatan, namun dalam perkembangannya, pengaruh agama Yahudi dan
Kristen mulai masuk. Raja-raja Himyar, seperti Abu Karib As'ad dan Dhu Nuwas,
adalah tokoh penting yang berperan dalam penyebaran agama Yahudi di Yaman.
Dhu Nuwas, misalnya, dikenal sebagai raja yang gigih mempertahankan agama
Yahudi di wilayahnya. Ia bahkan memimpin penganiayaan terhadap komunitas
Kristen di Najran, yang kemudian memicu intervensi dari Kerajaan Aksum di
Ethiopia. Kejatuhan Himyar akhirnya terjadi ketika pasukan Aksum menyerang dan
menaklukkan Yaman pada awal abad ke-6 M.
Kekuasaan Aksum di Yaman
Setelah kejatuhan Himyar, Yaman berada di bawah kekuasaan Kerajaan Aksum
yang berbasis di Ethiopia. Penguasa Aksum mengangkat gubernur untuk memerintah
wilayah tersebut, dengan salah satu yang paling terkenal adalah Abraha al-Ashram.
Abraha dikenal karena upayanya membangun katedral besar di San'a dengan harapan
menarik peziarah dari Mekah ke Yaman.
Abraha juga terkenal dalam sejarah Islam karena peristiwa serangan
pasukannya terhadap Ka'bah di Mekah pada tahun 570 M, yang dikenal sebagai
Tahun Gajah (Aam al-Fil). Dalam upayanya untuk menghancurkan Ka'bah, ia
memimpin pasukan yang termasuk gajah perang, namun serangan yaman mengalami
kegagalan besar sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an (Surah Al-Fil).
Kekuasaan Sasaniyah di Yaman
Setelah periode pemerintahan Aksum, Yaman kemudian jatuh ke dalam kekuasaan
Kekaisaran Sasaniyah dari Persia pada abad ke-6 M. Bangsa Persia menempatkan
gubernur mereka di Yaman, termasuk Badhan, yang menjadi tokoh penting dalam
sejarah Islam karena ia kemudian masuk Islam setelah menerima surat dari Nabi
Muhammad SAW. Kekuasaan Persia di Yaman bertahan hingga munculnya Islam, yang
kemudian mengubah lanskap politik dan sosial kawasan yaman secara menyeluruh.
Kondisi Politik dan Sosial Yaman Sebelum Islam
Secara politik, Yaman sebelum Islam merupakan wilayah yang sering mengalami
pergolakan kekuasaan antara berbagai kerajaan yang bersaing untuk menguasai
rute perdagangan penting. Saba, Himyar, Aksum, dan Sasaniyah semuanya pernah
mengendalikan wilayah yaman pada periode yang berbeda.
Secara sosial, masyarakat Yaman terbagi dalam beberapa kelompok etnis dan
klan, dengan struktur sosial yang cukup ketat. Kota-kota besar seperti Ma'rib
dan San'a menjadi pusat perdagangan dan pemerintahan, sementara daerah pedalaman
lebih banyak dihuni oleh suku-suku nomaden yang memiliki sistem pemerintahan
tersendiri.
Dalam aspek keagamaan, Yaman mengalami perubahan dari kepercayaan
politeistik ke agama monoteistik seperti Yahudi dan Kristen sebelum akhirnya
menerima Islam pada masa Nabi Muhammad SAW. Perpindahan dari satu agama ke
agama lain sering kali terkait dengan pengaruh politik dan intervensi asing,
seperti yang terjadi pada masa Himyar dan Aksum.
0 Reviews :
Posting Komentar