DREAMNEWS ALOR

KAMPANYE 16 HARI ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN (HAKTP) di Alor, Puncak Milad Muhammadiyah ke-113 dan Milad STKIP Muhammadiyah Kalabahi ke-11 Momentum Mengokohkan Dakwah Ilmu di Tanah Kenari, PC Pergunu Alor Sampaikan LPJ Keberangkatan 26 Mahasiswa Penerima Beasiswa PP Pergunu, Orang Tua Apresiasi Transparansi,

Tanggung Jawab Bersama Masyarakat Alor Diajak Aktif Jaga Kamtibmas

Tanggung Jawab Bersama: Masyarakat Alor Diajak Aktif Jaga Kamtibmas

DreamnewsAlor.com – Edisi Sosial dan Keamanan Masyarakat

Dreamnewsalor.com Maraknya konflik antar pemuda yang belakangan ini mencuat di beberapa wilayah Kabupaten Alor membuat aparat dan tokoh masyarakat kembali menegaskan pentingnya peran aktif semua elemen dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). Seruan ini disampaikan langsung oleh Lurah Nusa Kenari, Bobi Kilaka, dalam sebuah dialog terbuka yang digelar bersama warga dan tokoh pemuda di Kelurahan Nusa Kenari, Kecamatan Teluk Mutiara (20/10/25)

“Baru-baru ini terjadi pertikaian antar pemuda yang cukup meresahkan, baik di wilayah kami maupun di tingkat kabupaten. Akar masalahnya adalah kurangnya kesadaran kolektif dan komunikasi yang sehat antar kelompok,” tegas Bobi kepada Dreamnews Alor.

Pertikaian yang dimaksud sempat melibatkan kelompok pemuda dari Nusa Kenari, Wetabua, dan Air Kenari. Ketegangan berlangsung singkat namun cukup membuat suasana di pusat kota Kalabahi menjadi tegang. Berkat keterlibatan aktif aparat kelurahan, tokoh agama, dan tokoh adat, situasi berhasil dikendalikan. Dalam mediasi yang berlangsung di Balai Kelurahan Nusa Kenari, para pemuda dari kedua pihak sepakat berdamai dan menandatangani ikrar bersama untuk tidak mengulangi perbuatan serupa.

Menurut Bobi, keamanan bukan hanya urusan aparat kepolisian atau TNI, melainkan tanggung jawab moral seluruh warga. Ia menegaskan bahwa nilai kebersamaan yang diwariskan leluhur orang Alor harus menjadi pegangan dalam menjaga harmoni sosial.

“Tara miti tomi niku, ite kakang aring, tenageli mulenoa — semboyan ini mengajarkan bahwa kita semua bersaudara. Kalau satu orang terganggu, maka yang lain harus ikut menjaga. Itu makna Kamtibmas yang sejati,” ujarnya dengan nada tegas namun penuh makna.

Dalam konteks sosial Alor, semboyan tersebut berarti ‘jangan saling menyakiti, kita satu keluarga, mari jaga kebersamaan’. Nilai ini menurutnya harus kembali dihidupkan dalam kehidupan masyarakat modern, terutama di tengah derasnya pengaruh media sosial yang sering kali memperuncing perbedaan.

Lurah Bobi juga menyoroti perlunya pendekatan edukatif dan pembinaan berkelanjutan terhadap generasi muda. Ia mengajak semua pihak—mulai dari pemerintah kelurahan, sekolah, hingga tokoh agama—untuk bersama-sama mengarahkan energi pemuda pada kegiatan yang produktif dan membangun.

“Pemuda adalah masa depan daerah ini. Kita harus beri mereka ruang tumbuh yang sehat, misalnya lewat kegiatan olahraga, rekrutmen TNI/Polri, pelatihan kerja, dan program kewirausahaan,” lanjutnya.

Sementara itu, Ketua Karang Taruna Nusa Kenari, Hasan Lawi, mengungkapkan bahwa pihaknya telah merancang kegiatan pelatihan kepemimpinan pemuda dan lomba antar RT untuk memperkuat solidaritas antarwarga.

“Kami ingin mengalihkan energi muda ke hal-hal positif. Kalau mereka sibuk berkarya, mereka tidak akan sempat berkonflik,” ujarnya.

Program seperti ini dianggap penting karena sebagian besar konflik antar pemuda di Alor bermula dari salah paham kecil, yang kemudian melebar akibat provokasi atau ego kelompok. Faktor pemicu lainnya termasuk konsumsi minuman keras dan kurangnya ruang ekspresi yang positif bagi anak muda.

Dalam kesempatan yang sama, Ustadz Moh. Arifin Panara, salah satu tokoh agama di Alor Kecil, turut memberikan pandangannya. Ia menilai bahwa menjaga Kamtibmas sejatinya adalah bagian dari ajaran moral dan spiritual setiap agama.

“Kita boleh beda pandangan, beda latar belakang, tapi jangan sampai perbedaan memecah belah kita. Mari kita menjadi penengah dan pembangun kasih sayang, bukan penyebar perpecahan,” ujarnya menenangkan hadirin.

Ia menambahkan bahwa rumah ibadah, baik masjid maupun gereja, harus menjadi tempat penyemaian nilai-nilai perdamaian. Dalam banyak kesempatan, para tokoh agama di Alor bahkan sering mengadakan doa lintas iman setiap kali terjadi gesekan sosial di tingkat kampung atau kelurahan.

“Kalau masyarakat bersatu dan berpegang pada nilai luhur, cita-cita besar Kabupaten Alor sebagai daerah yang damai, maju, dan sejahtera akan lebih mudah dicapai,” tambahnya.

Berdasarkan data Polres Alor (2025), tercatat sedikitnya 22 kasus konflik sosial ringan terjadi sepanjang Januari hingga September 2025. Sebagian besar insiden melibatkan kelompok usia muda antara 17–30 tahun, dengan faktor pemicu utama berupa kesalahpahaman antar kampung, perbedaan geng, dan konsumsi alkohol.

Menurut AKP Yohanis Ratu, Kepala Satuan Binmas Polres Alor, salah satu strategi efektif menekan potensi konflik adalah menghidupkan forum komunikasi masyarakat (FKPM) di setiap kelurahan. Forum tersebut menjadi wadah mediasi dini sebelum permasalahan membesar.

“Kalau forum komunikasi aktif, banyak persoalan bisa selesai di tingkat bawah tanpa harus menunggu polisi turun,” jelas Yohanis.

Selain itu, pemerintah daerah bersama organisasi kepemudaan juga mulai menggagas Program Kampung Aman dan Literasi Sosial, di mana masyarakat dilatih mengenali tanda-tanda potensi konflik serta teknik komunikasi damai. Program ini telah berjalan di Kelurahan Adang, Alor Kecil, dan Moru dengan hasil yang positif.

Sosiolog dari Universitas Tribuana Kalabahi, Dr. Yohanes Lai, dalam wawancara terpisah menjelaskan bahwa konflik sosial di daerah seperti Alor dapat diminimalisasi dengan menghidupkan kembali budaya dialog dan musyawarah adat.

“Dulu, setiap masalah diselesaikan lewat tobong (pertemuan adat). Semua pihak bicara dari hati ke hati. Sekarang, budaya itu mulai hilang karena kita sibuk dengan dunia digital,” ujarnya.

Ia menilai bahwa upaya Lurah Nusa Kenari untuk menghidupkan nilai lokal seperti “Tara miti tomi niku” adalah langkah strategis untuk membangun kesadaran kolektif berbasis budaya. Nilai-nilai seperti ini terbukti mampu menahan gejolak sosial di masa lalu, ketika konflik bisa diselesaikan dengan duduk bersama dan saling memaafkan tanpa melibatkan kekerasan.

Gerakan menjaga Kamtibmas juga didorong oleh komunitas literasi dan sosial seperti Dreamnews Alor, yang secara aktif melakukan edukasi moral dan sosial di tingkat akar rumput. Dalam beberapa kegiatan terakhir, Dreamnews Alor telah melibatkan pemuda lintas desa untuk menulis dan mendiskusikan topik-topik sosial seperti toleransi, lingkungan, dan tanggung jawab sosial.

Baca juga:
📖
Pinang untuk Toleransi, Mahoni untuk Masa Depan
📖
Dari TPQ Darul Arqam Buvaita untuk Negeri, Semangat Perubahan di HUT RI ke-80 melalui Dreamnews Alor dan Mama Hilal

Keterlibatan komunitas ini menunjukkan bahwa menjaga Kamtibmas bukan hanya soal keamanan fisik, melainkan juga pembangunan moral dan literasi sosial.

Menutup dialognya, Lurah Bobi Kilaka menyampaikan pesan sederhana yang sarat makna:

“Kita semua punya rumah yang sama, yaitu Alor. Kalau rumah ini rusak karena perkelahian, tidak ada yang menang. Mari kita jaga bersama.”

Ia mengajak seluruh warga untuk tidak apatis terhadap situasi sosial di sekitar. Menurutnya, diam di tengah konflik sama halnya membiarkan bara api tetap menyala. Hanya dengan kesadaran bersama, Alor bisa menjadi contoh kabupaten yang maju secara pembangunan dan damai secara sosial.

✍️ Penulis: Mukmin Amsidi

📍 Lokasi: Kalabahi, Kabupaten Alor

📰 Editor: Redaksi Dreamnews Alor


About PENDIDIKAN UNTUK NEGERI

The Dreamnews Alor Community is a community established on February 12, 2022, by six founders: Mukmin, Asmar, Bunda, Dhian, Tyadiana, and Hadat. Its main goal is to improve literacy and numeracy for children in remote areas of the country, especially in regions far from the city and with limited access to education. The community focuses on the fields of education, social issues, religion, politics, and other areas.

0 Reviews :