DREAMNEWS ALOR

KAMPANYE 16 HARI ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN (HAKTP) di Alor, Puncak Milad Muhammadiyah ke-113 dan Milad STKIP Muhammadiyah Kalabahi ke-11 Momentum Mengokohkan Dakwah Ilmu di Tanah Kenari, PC Pergunu Alor Sampaikan LPJ Keberangkatan 26 Mahasiswa Penerima Beasiswa PP Pergunu, Orang Tua Apresiasi Transparansi,

Pinang untuk Toleransi, Mahoni untuk Masa Depan

Pinang untuk Toleransi, Mahoni untuk Masa Depan

(DreamnewsAlor.com — Edisi Khusus Lingkungan dan Keberlanjutan)

Dreamnewsalor.com-Dalam siaran Obrolan Komunitas RRI Atambua, komunitas Dreamnews Alor kembali mencuri perhatian publik. Dengan tema “Dreamnews Alor & Perubahan Iklim”, siaran tersebut menghadirkan Mukmin Amsidi, Koordinator Dreamnews Alor, yang berbicara tentang akar gerakan lingkungan yang kini tumbuh kuat di Kabupaten Alor. Acara dipandu oleh Epi Mau, penyiar senior RRI Atambua yang dikenal dengan liputan-liputannya seputar komunitas dan literasi masyarakat. (06/07/25)

“Pendekatan kami edukatif sekaligus langsung di lapangan. Kami tidak mau sekadar bicara hijau di media sosial, tapi benar-benar menanam. Anak muda kami ajak menanam mahoni, trembesi, dan pinang di lokasi-lokasi yang rawan kekeringan dan abrasi,” ungkap Mukmin dalam wawancara.

Gerakan menanam yang diinisiasi Dreamnews Alor sebenarnya sudah berjalan sejak tahun 2023, berawal dari keresahan melihat banyak wilayah di pesisir Alor mulai mengalami abrasi dan kekeringan ekstrem. Dalam catatan internal komunitas, setidaknya terdapat enam titik rawan di wilayah Alor Timur Laut dan Alor Kecil yang kini menjadi fokus penghijauan.

Yang membuat gerakan ini unik adalah pemilihan pinang sebagai salah satu tanaman utama. Bagi sebagian orang, pinang hanya dianggap tanaman biasa. Namun bagi Dreamnews Alor, pinang adalah simbol toleransi dan persaudaraan lintas iman.

“Kami sengaja menanam pinang di halaman gereja, di depan masjid, dan bahkan di sekitar sekolah. Karena pesan kami sederhana — merawat bumi tidak butuh label agama. Cukup kemanusiaan dan kepedulian,” jelas Mukmin.

Tanaman pinang di Alor memiliki nilai sosial tersendiri. Dalam budaya Alor, buah pinang sering digunakan dalam prosesi adat seperti peka’ pinang — tradisi menyambut tamu atau menjalin perdamaian antar-kampung. Dengan menanam pinang di tempat ibadah lintas agama, Dreamnews Alor ingin menegaskan bahwa toleransi bisa tumbuh bersama alam.

Warga Aulake, salah satu lokasi penanaman, menuturkan bahwa kegiatan menanam ini sering menjadi ruang pertemuan lintas komunitas. Pendeta Amos dari Gereja Ebenhaezer Aulake bahkan menyebutnya sebagai “ibadah tanpa mimbar.”

“Anak-anak muda datang membawa bibit, kita semua menanam bersama. Tidak ada yang bertanya kamu dari agama mana. Kita cuma sepakat: bumi sedang butuh pertolongan,” ujarnya.

Selain pinang, Dreamnews Alor juga menanam mahoni dan trembesi sebagai tanaman pelindung jangka panjang. Berdasarkan hasil wawancara dengan Mardianus Lau, salah satu anggota Koalisi KOPI Maluagaliau yang mendampingi kegiatan, mahoni dipilih karena daya serap karbonnya tinggi dan akarnya mampu memperbaiki struktur tanah.

“Mahoni ini cocok untuk tanah kering seperti di Alor. Kalau tumbuh baik, 10 tahun lagi kita bisa lihat hasilnya: udara lebih sejuk, tanah lebih kuat, dan abrasi berkurang,” terang Mardianus.

Menurut data BMKG Kupang (2024), suhu rata-rata di Kabupaten Alor meningkat sekitar 0,8°C dalam satu dekade terakhir, sementara curah hujan menurun hingga 20%. Kondisi itu membuat daerah pesisir makin rentan kehilangan vegetasi penahan air. Dreamnews Alor kemudian menjawab situasi tersebut dengan program penanaman Mahoni untuk Masa Depan, yang melibatkan sekolah dan komunitas lokal.

Kegiatan ini tak berhenti di penanaman semata. Dreamnews juga menggabungkannya dengan workshop lingkungan dan literasi hijau, bekerja sama dengan sekolah dasar dan madrasah. Dalam kegiatan itu, anak-anak diajak memahami konsep perubahan iklim melalui permainan edukatif dan penulisan cerita pendek bertema lingkungan.

RRI Atambua memuji inisiatif Dreamnews Alor sebagai contoh nyata gerakan berbasis komunitas yang membumi. Presenter Epi Mau dalam siaran tersebut menegaskan bahwa perubahan iklim bukan hanya urusan lembaga besar atau pemerintah, tapi juga urusan hati dan kesadaran masyarakat kecil.

“Dreamnews Alor menunjukkan bagaimana literasi dan aksi sosial bisa berjalan bersama. Mereka menulis, menanam, dan membangun kesadaran publik,” ujar Epi dalam penutup siaran.

Dreamnews sendiri lahir dari semangat literasi dan kebermanfaatan sosial, yang kini berkembang menjadi gerakan lintas bidang: pendidikan, lingkungan, hingga keagamaan. Dalam beberapa bulan terakhir, mereka juga aktif menginisiasi kegiatan seperti:

Dengan begitu, gerakan lingkungan Dreamnews tidak berdiri sendiri — ia menjadi bagian dari visi besar “Gerakan Literasi dan Kemanusiaan Alor” yang mengaitkan pengetahuan, alam, dan empati dalam satu tarikan napas.

Kabupaten Alor, yang berada di gugusan kepulauan Nusa Tenggara Timur, merupakan wilayah yang mengalami tekanan lingkungan paling tinggi dalam dua dekade terakhir. Data Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Alor (2023) mencatat bahwa dari 58.000 hektar wilayah darat, sekitar 12% mengalami degradasi tanah berat akibat deforestasi dan pembukaan lahan tanpa reboisasi.

Kondisi geografis yang berbukit dan berbatu memperparah laju erosi, terutama di musim hujan. Selain itu, aktivitas penebangan pohon untuk kebutuhan rumah tangga di beberapa desa seperti Mataru, Alor Timur, dan Kabola, turut mempersempit ruang hijau alami.

Dalam konteks inilah, gerakan kecil seperti Dreamnews Alor justru memiliki makna strategis. Ia menjadi “sel hidup sosial” yang memulai perubahan dari hal paling sederhana: menanam pohon, membangun kesadaran, dan menjaga kolaborasi lintas iman.

Di akhir siaran RRI, Mukmin menutup dengan kalimat yang mencerminkan filosofi gerakan mereka:

“Kami bukan LSM besar, tapi kami percaya setiap bibit yang ditanam adalah doa. Doa agar bumi ini tetap bisa dihuni oleh anak-anak kita nanti.”

Dreamnews Alor kini tengah menyiapkan dokumentasi video berjudul “Pinang untuk Toleransi”, yang akan ditayangkan di kanal YouTube Dreamnews Alor dalam waktu dekat. Video ini menampilkan proses penanaman di beberapa titik desa, wawancara dengan tokoh lokal, serta refleksi generasi muda Alor tentang arti perubahan iklim dalam kehidupan mereka.

Bagi pembaca yang ingin mengetahui lebih banyak tentang gerakan sosial Dreamnews Alor, bisa mengunjungi artikel terkait berikut:
🔗 Baca juga: 
Dream News Alor, yayasan Bina Insan Nuhawala dan Donaturu
🔗 Baca juga: 
Dream News Alor Lanjutkan Program Pendidikan ke SD Inpres Bungawaru

✍️ Penulis: Rachadad Akbar

Editor: Mukmin Amsidi
📍Lokasi: Alor & Atambua, Nusa Tenggara Timur



About PENDIDIKAN UNTUK NEGERI

The Dreamnews Alor Community is a community established on February 12, 2022, by six founders: Mukmin, Asmar, Bunda, Dhian, Tyadiana, and Hadat. Its main goal is to improve literacy and numeracy for children in remote areas of the country, especially in regions far from the city and with limited access to education. The community focuses on the fields of education, social issues, religion, politics, and other areas.

0 Reviews :