DREAMNEWS ALOR

KAMPANYE 16 HARI ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN (HAKTP) di Alor, Puncak Milad Muhammadiyah ke-113 dan Milad STKIP Muhammadiyah Kalabahi ke-11 Momentum Mengokohkan Dakwah Ilmu di Tanah Kenari, PC Pergunu Alor Sampaikan LPJ Keberangkatan 26 Mahasiswa Penerima Beasiswa PP Pergunu, Orang Tua Apresiasi Transparansi,

Dream News Alor Yayasan Bina Insan Nuhawala dan Donatur Serahkan Iqro untuk TPQ Al-Hidayah Nuhawala

Dream News Alor dan Yayasan Bina Insan Nuhawala Serahkan Iqro untuk TPQ Al-Hidayah Nuhawala

Gerakan Literasi Qur’ani dari Kampung untuk Negeri

Dreamnewsalor.com — Kolaborasi sosial antara Dream News Alor, Yayasan Bina Insan Nuhawala, dan para donatur kembali menebar semangat kebaikan. Sejumlah buku Iqro’ resmi diserahkan kepada santri Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Al-Hidayah, Desa Nuhawala, Kecamatan Pantar Timur (11/10/25).

Penyerahan berlangsung penuh kehangatan di halaman TPQ, disaksikan oleh para guru ngaji, santri, tokoh masyarakat, dan pengurus yayasan. Kegiatan sederhana itu menyimpan makna besar: memperkuat akar pendidikan Qur’ani di pelosok Alor.

Bantuan itu terselenggara atas dukungan beberapa donatur dermawan, antara lain Mama Hilal pedagang pasar di Alor Kecil dan Muhammad Farhan, pegawai BMKG Maluku Utara. Koordinasi dilakukan oleh Ismail Atamal Biat, M.Pd, selaku pendiri dan pengelola Yayasan Bina Insan Nuhawala.

“Kami sangat berterima kasih kepada para donatur dan Dream News Alor. Bantuan Iqro’ ini sederhana tapi sangat bermakna. Anak-anak bisa belajar dengan semangat baru,”
ujar Ismail Atamal Biat dalam sambutannya.

Ia menegaskan bahwa fasilitas bacaan menjadi fondasi utama pendidikan Qur’ani di tingkat desa. Kekurangan bahan belajar sering membuat anak-anak belajar bergantian, sehingga ritme pengajaran terganggu.

“Kalau setiap anak punya satu Iqro, guru lebih leluasa membimbing. Kita ingin anak-anak Nuhawala tumbuh dengan iman yang kuat dan akhlak yang baik,” tambahnya.

Salah satu donatur, Mama Hilal, yang sehari-hari berdagang di pasar Alor Kecil, menyampaikan rasa harunya bisa ikut berbagi.

“Kami bantu sedikit saja, tapi kalau semua orang punya niat yang sama, hasilnya besar,” ungkapnya melalui pesan singkat kepada tim Dream News Alor.

Sementara Muhammad Farhan, pegawai BMKG yang kini bertugas di Ternate, menyebut bahwa kontribusinya adalah bentuk tanggung jawab moral terhadap tanah kelahiran.

“Saya jauh di Maluku, tapi hati tetap di Alor. Kalau anak-anak kampung bisa belajar membaca Al-Qur’an, itu amal jariyah untuk kita semua,” ujarnya.

Perwakilan Dream News Alor, Bunda Yusfira Abdurahman, S.Pd., CGMC, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan sosial Dream News Alor untuk memperkuat pendidikan berbasis nilai.

“Kami bukan hanya menulis berita, tapi juga ikut terjun di lapangan. Bagi kami, pendidikan karakter tidak cukup dibicarakan, tapi harus diwujudkan,” jelas Bunda Yusfira.

Ia menilai kolaborasi dengan Yayasan Bina Insan Nuhawala merupakan model kemitraan ideal antara media lokal, lembaga sosial, dan masyarakat desa.

“Kalau kita bisa bergerak bersama, masalah seperti kekurangan Iqro dan mushaf di TPQ bisa selesai. Kami ingin semangat gotong royong ini menular ke desa-desa lain,” tambahnya.

📖 Baca juga: 

Suasana haru terasa saat anak-anak menerima Iqro baru. Sebagian santri bahkan langsung membuka halaman pertama dan mulai membaca bersama ustadz mereka.

Salah satu guru TPQ, Ustadzah Rafiqa, mengaku bahagia melihat antusias anak-anak.

“Anak-anak sangat senang. Mereka bilang ‘ustadzah, baunya masih baru!’ Itu sederhana tapi membahagiakan,” katanya sambil tertawa kecil.

Ia berharap kegiatan seperti ini bisa menjadi tradisi pendidikan Al-Qur’an di Alor, di mana lembaga masyarakat dan media saling menopang dalam membangun generasi Qur’ani.

Wilayah Desa Nuhawala termasuk kawasan dengan aktivitas keagamaan yang cukup aktif di Alor Timur Laut. Namun, data lapangan menunjukkan banyak TPQ di wilayah pesisir dan perbukitan masih kekurangan bahan ajar dasar seperti Iqro, Juz Amma, dan mushaf kecil.

Gerakan seperti yang dilakukan Dream News Alor dan Yayasan Bina Insan Nuhawala menjadi bentuk intervensi sosial berbasis komunitas, bukan proyek instan.
Di sisi lain, inisiatif lokal ini memperlihatkan potensi besar media komunitas dalam membangun ekosistem pendidikan non-formal yang berkelanjutan.

“Kalau pendidikan Qur’ani kuat, moral masyarakat juga kuat. Kita tidak hanya mendidik pembaca, tapi pembawa cahaya,” ujar Ismail Atamal Biat menutup sesi doa bersama.

Menurut Bunda Yusfira, publikasi bukan sekadar promosi, tapi bagian dari gerakan sosial literasi inspiratif.

“Kalau kita menyebarkan kabar baik, banyak orang akan tergerak ikut berbuat baik. Itulah fungsi media sebenarnya — bukan hanya memberitakan, tapi menyalakan semangat,” tegasnya.

Di akhir kegiatan, Ismail Atamal Biat, M.Pd, menegaskan kembali komitmen yayasan untuk terus mengembangkan program sosial pendidikan berbasis desa.

“Kami mulai dari hal kecil yang berdampak besar. Pendidikan Qur’ani di kampung harus dijaga. Kami terbuka untuk siapa pun yang ingin bergabung,” ujarnya.

Yayasan Bina Insan Nuhawala juga berencana menjajaki kerja sama dengan Kemenag Alor dan komunitas lokal lain guna memperluas distribusi bantuan ke TPQ di wilayah Kabola, Alor Barat Laut, dan Pantar Timur.

Program ini diharapkan menjadi tonggak lahirnya “Gerakan Literasi Qur’ani Alor”, di mana setiap anak memiliki akses terhadap bacaan Al-Qur’an sejak dini.

Penyerahan Iqro di TPQ Al-Hidayah bukan sekadar kegiatan sosial, tapi simbol kebangkitan moral Alor dari akar desa.
Melalui tangan para guru, dermawan, dan lembaga lokal, Alor membuktikan bahwa membangun pendidikan tidak harus menunggu anggaran besar — cukup niat tulus dan gotong royong.

Gerakan ini menjadi pengingat bahwa pencerahan tidak datang dari kota, tapi bisa tumbuh dari kampung kecil seperti Nuhawala.

Redaksi : Mukmin Amsidi

Editor: Mukmin Amsidi

Tag: #DreamNewsAlor #PendidikanAlor #LiterasiQurani #TPQNuhawala #YayasanBinaInsanNuhawala #AmalJariyah

About PENDIDIKAN UNTUK NEGERI

The Dreamnews Alor Community is a community established on February 12, 2022, by six founders: Mukmin, Asmar, Bunda, Dhian, Tyadiana, and Hadat. Its main goal is to improve literacy and numeracy for children in remote areas of the country, especially in regions far from the city and with limited access to education. The community focuses on the fields of education, social issues, religion, politics, and other areas.

0 Reviews :