![]() |
| Foto Bersama Masa dalam momen Pembukaan Penerimaan Anggota Baru (MPAB) ke-9 IMP2 |
Dream News Alor — Suasana Aula Hotel Adi Dharma, Kalabahi, terasa penuh semangat kebersamaan. Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Pulau Pantar (IMP2) memadati ruangan, menyambut momentum bersejarah organisasi daerah tersebut. Dengan penuh khidmat, Kapolres Alor AKBP Nur Azhari, S.H membuka secara resmi Masa Penerimaan Anggota Baru (MPAB) ke-9 IMP2, sebuah tradisi perkaderan yang diharapkan mampu melahirkan generasi berintegritas, berloyalitas, dan berjiwa kebangsaan. Acara pembukaan turut dihadiri berbagai tokoh, antara lain mantan Rektor Universitas Tribuana Kalabahi (Untrib) Alvons Gorang, S.Sos, MM, yang juga menjadi Dewan Penasehat IMP2, Kapolres Alor, perwakilan Pemerintah Kabupaten Alor, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Dream News Alor, PEMKRI, serta sejumlah organisasi kepemudaan lokal dan nasional. Kehadiran berbagai unsur tersebut memberi warna tersendiri, menandakan bahwa IMP2 mulai menapaki peran lebih luas, bahkan disebut-sebut hampir menuju level organisasi mahasiswa berskala nasional.(25/09/25)
MAPABA ke-9 IMP2 akan berlangsung 25 hingga 28 September 2025 dengan
jumlah peserta sekitar dua puluh orang. Kegiatan mengangkat tema “Menumbuhkan
Kader yang Berintegritas dan Loyalitas Berorganisasi dengan Semangat
Kebangsaan”. Tema tersebut menjadi cerminan komitmen IMP2 untuk menjawab
tantangan zaman, khususnya di Kabupaten Alor yang masih berjuang meningkatkan
kualitas sumber daya manusia.
Dalam sambutannya, Ketua Umum IMP2 tahun 2025, Amos, menekankan bahwa
organisasi mahasiswa tidak boleh dipandang sekadar ruang belajar biasa. Lebih
dari itu, IMP2 disebutnya sebagai rumah bersama, wadah bagi anak-anak muda
Pulau Pantar untuk kembali mengingat asal-usul, sekaligus ruang pembinaan
karakter.
“Kita lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas. Kuliah saja tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan dunia kerja. Perlu ruang perkaderan seperti IMP2
agar kita siap menghadapi masa depan,” ujar Amos di hadapan peserta.
Amos selaku Ketua Umum kembali menegaskan bahwa IMP2 harus menjadi rumah
kaderisasi, bukan hanya organisasi sementara. Ia mengingatkan seluruh calon
anggota bahwa perjuangan mahasiswa bukan berhenti di ruang kuliah. Dengan
kualitas SDM Alor yang masih relatif rendah, IMP2 diharapkan mampu melahirkan
kader yang siap berkontribusi nyata dalam pembangunan daerah.
“Kericuhan di Alor seringkali dipicu anak-anak muda. Kita harus berubah.
Mari kita berdampak. Mari kita tunjukkan kualitas kita sebagai generasi
intelektual yang siap mengabdi bagi masyarakat,” tandas Amos.
Habibi Maley, salah satu pengurus senior, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kapolres Alor yang meluangkan waktu hadir dalam kegiatan tersebut.
“Keterlibatan tokoh dari berbagai wilayah menunjukkan bahwa IMP2 sudah
menjadi organisasi yang mampu menjangkau lintas daerah. Maka menjadi dorongan
agar kader IMP2 terus menjawab tantangan masyarakat,” ujarnya.
Kegiatan MPAB ke-9 momentum evaluasi internal IMP2. Habibi Maley
menambahkan, organisasi mahasiswa harus
mampu menjawab tantangan masyarakat, mengawasi jalannya pembangunan, sekaligus
menjadi wadah pembentukan intelektual muda.
“Juragan yang baik bukan lahir dari badai yang tenang, tetapi dari badai
yang kuat. Begitu pula kader IMP2 harus ditempa dalam dinamika agar menjadi
tangguh,” katanya penuh semangat.
Dewan Penasehat IMP2, Alvons Gorang, S.Sos, MM, dalam sambutannya
menekankan pentingnya kesinambungan kaderisasi. Menurutnya, organisasi akan
terus hidup selama ada regenerasi yang berjalan baik.
“IMP2 adalah organisasi yang baik, terbukti dari kiprah kader-kadernya
yang terlihat di Kota Kalabahi. Itu menjadi bukti bahwa proses perkaderan di
IMP2 berjalan sehat,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Kapolres Alor AKBP Nur Azhari, S.H menegaskan bahwa
mahasiswa harus menjadi agen perubahan dengan karakter intelektual, bukan
justru ikut memperburuk situasi sosial. Ia menyinggung fenomena tawuran antar
pemuda dan kebiasaan mengonsumsi minuman keras yang seringkali memicu konflik
di Kabupaten Alor.
“Mahasiswa adalah calon cendekiawan, maka harus memberikan solusi karena
siswa yang maha hanya di perguruan tinggi” pungkasnya
Kapolres juga mengajak seluruh peserta agar rajin melakukan tabayyun
atau klarifikasi sebelum mempercayai isu-isu yang beredar. Menurutnya, hoaks
telah menjadi persoalan serius di Alor, sehingga generasi muda dituntut lebih
kritis dan bijak dalam menyaring informasi.
“Isu hoaks sudah banyak. Jangan cepat percaya. Mari kita jadikan ini
pekerjaan rumah bersama,” tambahnya.
Dalam paparannya, Kapolres juga menyinggung kondisi kepolisian di Alor
yang menghadapi keterbatasan personel. Dengan jumlah ideal seribu lebih personel, Polres Alor saat ini hanya memiliki
sekitar 350-380 anggota. Kondisi tersebut menjadi tantangan tersendiri,
mengingat setiap tahun hampir 800 kasus harus ditangani. Meski begitu, ia
memastikan seluruh penanganan dilakukan secara profesional, tanpa rekayasa,
intimidasi, maupun paksaan.
“Kami tetap bekerja objektif dengan segala keterbatasan. Karena itu, kami
berharap dukungan semua pihak, termasuk mahasiswa, untuk bersama-sama menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat,” ungkapnya.
Seluruh hadirin pun memberikan tepuk tangan meriah, menandai dimulainya
rangkaian kegiatan perkaderan yang berlangsung selama empat hari ke depan.
Kehadiran Kapolres Alor dalam kegiatan tersebut memberikan makna
mendalam. Ia bukan hanya hadir sebagai pejabat kepolisian, tetapi juga sebagai
figur yang menaruh harapan besar pada generasi muda. Pesan-pesannya tentang
pentingnya menjaga intelektualitas, menolak hoaks, menjauhi tawuran, dan
melawan budaya minuman keras menjadi pengingat bahwa mahasiswa adalah garda
terdepan perubahan sosial.
IMP2 melalui MAPABA ke-9 telah meneguhkan peran sebagai organisasi
mahasiswa yang tidak hanya menjadi ruang belajar, tetapi rumah kebersamaan.
Dari rumah inilah, diharapkan lahir kader-kader yang siap membawa nama baik
Pulau Pantar dan Kabupaten Alor menuju masa depan yang lebih baik. (RED)

0 Reviews :
Posting Komentar