DreamnewsAlor.com – Ratusan massa dari
berbagai organisasi dan komunitas yang tergabung dalam ALARAM (Aliansi Rakyat
Menggugat) turun ke depan kantor DPR Kabupaten Alor. Aksi dipimpin langsung
oleh koordinator umum Sri M.H. Fabak, didukung Dreamnews Alor serta sejumlah
organisasi mahasiswa dan komunitas lokal. ALARAM terdiri dari PMII Cabang Alor
dengan koordinator Abu Rizal Satria, GMKI Cabang Alor melalui Ardi B. Manilehi,
LMND EK Kalabahi diwakili Derlin Linda Mauko, PMKRI Cabang Alor dengan
Viktoriandoka Milagai, BLM-Untrib Kalabahi bersama Putra Manimoy, Semata Cabang
Kalabahi melalui Sem Lupuikoni, IMAHLOLONG Cabang Alor dengan koordinator Viona
Valeyr, serta dukungan dari IMP2 dan Ikatan Mahasiswa Welai Lemburm. Dreamnews
Alor turut serta melalui perwakilan Bunda Yusfira Abdurahman.
Massa bergerak sejak pagi menuju
kantor DPR dengan membawa spanduk, poster, dan pernyataan tuntutan. Jalan
protokol Kalabahi sempat dipadati ratusan orang yang berbaris rapat di depan
pintu masuk kantor dewan. Tuntutan utama
aliansi menyoroti praktik pungutan biaya retribusi di pasar kelas I, II, dan
III yang dianggap tidak sesuai dengan peraturan daerah. Massa menyebut pungutan
tersebut sebagai bentuk tindakan yang membebani pedagang kecil. Mereka menilai
kebijakan yang berlangsung di lapangan tidak sejalan dengan aturan resmi yang
berlaku.
Selain menolak pungutan, aksi juga
menyoroti lemahnya pengawasan pemerintah daerah. ALARAM menilai adanya
pembiaran terhadap praktik pungutan yang tidak memiliki dasar hukum. Hal tersebut
dianggap menciptakan ketidakadilan bagi pedagang yang menggantungkan hidup dari
hasil jualan harian.
Di antara massa aksi, tampak
keterlibatan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan komunitas lokal.
Mereka menggalang solidaritas dengan menyatukan suara menuntut perubahan.
Kehadiran kelompok perempuan menambah bobot aspirasi karena banyak pedagang
pasar yang terdampak adalah kaum ibu.
Aksi berlangsung hingga sore dengan
pengawalan aparat keamanan. Massa bertahan di depan kantor DPR dan menegaskan bahwa
tuntutan mereka tidak akan berhenti hanya dengan janji. Barisan mahasiswa,
komunitas, dan perwakilan masyarakat menutup aksi dengan seruan bahwa
perjuangan akan terus dilanjutkan sampai ada tindakan nyata dari pihak
berwenang.
ALARAM meninggalkan pesan tegas bahwa
rakyat menolak pungutan liar, menuntut keadilan, dan mendesak wakil rakyat
untuk membela kepentingan pedagang kecil. (RED)
0 Reviews :
Posting Komentar