Orang Baik Alor Facebook Salurkan Bantuan Bagi Korban Kebakaran Rumah 4 Juta Rupiah
Dreamnewsalor.com — Aksi nyata kembali datang dari komunitas daring Facebook Orang Baik Alor. Melalui solidaritas warganet, mereka berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 4 juta untuk membantu korban kebakaran rumah di Dusun Buraga, Kabupaten Alor, yang terjadi pada 20 September 2025 pukul 20.00 WITA.
Kebakaran tersebut menimpa rumah sederhana milik Irmayanti, seorang ibu dhuafa yang tinggal bersama anak semata wayangnya, Alwais (9 tahun). Api melahap habis seluruh bangunan hingga rata dengan tanah. Saat kejadian, keduanya sedang tidak berada di rumah.
“Ibu Irma hanya bisa menangis melihat rumahnya terbakar. Warga sudah berusaha menyiram, tapi angin malam cukup kencang, api makin cepat membesar,” tutur Bustami Kaibana, relawan yang ikut membantu memadamkan api di lokasi kejadian.
Duka di Tengah Malam, Harapan di Tengah Abu
Kebakaran yang diduga dipicu korsleting listrik itu berlangsung cepat. Tak ada satu pun barang berharga yang sempat diselamatkan. Semua habis — termasuk pakaian, uang simpanan, alat dagang untuk berjualan di pasar, dan perlengkapan sekolah anak.
“Uang, pakaian, bahkan barang-barang jualan yang sebagian besar titipan orang lain juga ikut terbakar. Sekarang saya hanya punya baju di badan,” kata Irmayanti lirih saat ditemui tim Dream News Alor di lokasi kejadian.
Warga sekitar yang mengetahui peristiwa tersebut segera berdatangan. Beberapa membantu memadamkan api menggunakan air seadanya, sementara yang lain menenangkan Irmayanti dan anaknya yang terus menangis.
Kini, ibu dan anak tersebut menumpang sementara di rumah seorang warga di RT 04/RW 02, Buraga. Kondisi rumah yang hangus total membuat mereka belum dapat kembali ke tempat tinggalnya.
(Baca juga: Dream News Alor Yayasan Bina Insan Nuhawala dan Donatur Serahkan Iqro untuk TPQ Al-Hidayah Nuhawala)
Kabar kebakaran cepat menyebar melalui grup Facebook “Orang Baik Alor”, sebuah komunitas sosial yang aktif membantu warga Alor yang mengalami kesulitan. Dalam waktu kurang dari dua hari, unggahan Bustami Kaibana di grup tersebut mendapat ratusan komentar dan dukungan.
Melalui koordinasi cepat, anggota grup melakukan penggalangan dana daring. Hasilnya, Rp 4.000.000 berhasil terkumpul dan langsung disalurkan kepada korban. Bantuan diserahkan berupa uang tunai serta kebutuhan pokok seperti beras, pakaian layak, perlengkapan sekolah, dan alat masak.
“Kami ingin bukti bahwa kebaikan tidak harus menunggu kaya. Hanya perlu niat dan sedikit waktu untuk peduli,” kata Bustami Kaibana, yang juga admin komunitas Orang Baik Alor.
Gerakan ini menjadi salah satu contoh bagaimana komunitas digital lokal di Alor bisa berperan nyata di dunia offline. Di tengah keterbatasan fasilitas sosial di daerah, jaringan media sosial mampu menjadi jembatan antara kepedulian dan aksi konkret.
Perwakilan Dream News Alor, Yusfira Abdurahman, S.Pd., C.GMC, menyebut bahwa peristiwa ini bukan hanya tragedi kebakaran, tapi juga cermin solidaritas sosial masyarakat Alor yang masih kuat.
“Media punya peran penting, bukan sekadar memberitakan duka, tapi menghubungkan empati publik. Dalam kasus Ibu Irmayanti, berita di Facebook memantik banyak orang untuk bergerak,” ujar Yusfira.
Ia menambahkan, Dream News Alor kini mulai menggandeng berbagai komunitas sosial lokal seperti Orang Baik Alor, Yayasan Bina Insan Nuhawala, dan jaringan pemuda di Kalabahi Barat untuk memperkuat gerakan peduli kemanusiaan di daerah.
“Kalau kita saling berbagi kabar baik, maka kabar baik itu akan tumbuh,” tambahnya.
Menurut data BPBD Kabupaten Alor tahun 2024, tercatat lebih dari 25 kasus kebakaran rumah terjadi di wilayah Alor, sebagian besar disebabkan oleh instalasi listrik yang tidak standar dan penggunaan kompor minyak tanpa pengawasan.
Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang masih rentan memperparah dampak setiap kejadian bencana kecil seperti ini.
Bantuan Rp 4 juta memang belum mampu menggantikan seluruh kerugian, namun dalam konteks sosial masyarakat Alor, nominal itu sangat berarti. Bagi keluarga seperti Irmayanti, uang tersebut cukup untuk memulai kembali hidup sederhana — memperbaiki dinding papan, membeli tikar, atau sekadar menyiapkan kebutuhan anak untuk sekolah.
(Baca juga: Kapolres Alor Buka Resmi MPAB Ke-9 Ikatan Mahasiswa Pulau Pantar Tahun 2025 )
Sosiolog lokal, Ismail Biat, M.Pd, menilai bahwa munculnya komunitas daring seperti Orang Baik Alor merupakan wujud evolusi budaya gotong royong di era digital.
“Kalau dulu kita panggil tetangga pakai kentongan, sekarang cukup satu unggahan di Facebook. Tapi nilai dasarnya sama: saling bantu tanpa pamrih,” jelasnya.
Di tengah abu kebakaran yang masih tampak, Irmayanti tetap menunjukkan ketegaran. Ia mengaku tidak ingin larut dalam kesedihan, dan bertekad kembali berjualan di pasar setelah mendapat bantuan tambahan dari komunitas.
“Saya berterima kasih pada semua orang baik. Saya tidak bisa balas, cuma bisa doakan semoga rezeki mereka dilipatgandakan,” ujarnya sambil mengusap air mata.
Rencana ke depan, komunitas Orang Baik Alor akan melanjutkan penggalangan dana tahap dua melalui Facebook untuk membantu pembangunan kembali rumah Irmayanti.
Mereka juga berkoordinasi dengan pemerintah desa agar bantuan bisa lebih terarah dan berkelanjutan.
Bustami Kaibana menutup dengan pesan menyentuh:
“Kami ingin tunjukkan bahwa orang Alor itu saling jaga. Di dunia yang makin cepat berubah, empati harus tetap hidup.”
Kisah ini menjadi bukti nyata bahwa di balik tragedi, masih ada cinta yang menyala. Ketika dunia maya bersatu dengan niat baik, maka dunia nyata pun bisa sembuh dari luka.
Karena sesungguhnya, “Orang Baik Alor” bukan sekadar nama grup — tapi gerakan sosial yang hidup dari hati dan untuk kemanusiaan.
(Redaksi: Dream News Alor – “Merekam Gerak, Menginspirasi Daerah”)
.png)
0 Reviews :
Posting Komentar