Bunda Peroleh Suara Nyaris Bulat di Mubes Perdana Dreamnews Alor
Acara dihadiri sejumlah tokoh dan anggota aktif Dreamnews Alor seperti Bunda Yusfira Abdurahman, Asmar B. Asa, Tyadiana Abduka, Rachadad Akbar, Abdul Hamid Kadir, Azizah, dan Arif. Jalannya sidang dipimpin presidium Azizah Abdurahman, dengan Mukmin Amsidi sebagai panitia pelaksana (OC) dan Abdul Hamid Kadir sebagai panitia pemilihan.
Sejak pagi, suasana sekretariat terasa hidup. Beberapa peserta tampak menyiapkan berkas, sementara yang lain berdiskusi ringan mengenai arah organisasi ke depan. Mubes perdana ini bukan sekadar forum formal, tetapi momentum yang disebut banyak pihak sebagai “hari lahir kedua Dreamnews Alor” — tonggak transisi menuju organisasi yang lebih solid dan profesional.
“Mubes pertama harus jadi tonggak sejarah, jangan dianggap biasa,” ujar Hadat, salah satu peserta, saat membuka forum dengan penuh semangat.
Agenda pembahasan program kerja berlangsung cukup lama. Masing-masing anggota menyampaikan gagasan terkait kegiatan yang telah dan akan dilakukan. Dari usulan pelatihan jurnalisme warga, ekspedisi literasi ke sekolah-sekolah terpencil, hingga rencana kolaborasi dengan lembaga pendidikan.
Perdebatan muncul ketika membahas arah strategis organisasi: apakah Dreamnews Alor tetap fokus pada kegiatan media dan literasi, atau mulai memperluas kiprah ke bidang sosial-lingkungan. Walau sempat memanas, suasana forum tetap kondusif dan produktif.
“Kita boleh beda pandangan, tapi tujuannya sama — membawa perubahan baik bagi Alor,” ujar Asmar B. Asa yang ikut menengahi diskusi.
Tahapan pemilihan ketua menjadi momen paling dinanti. Enam nama maju sebagai calon: Bunda Yusfira Abdurahman, Sardian, Asmar, Tya, Hadat, dan Dewi. Dari delapan pemilih yang hadir, hasil akhir menunjukkan dukungan nyaris bulat kepada Bunda Yusfira, yang memperoleh tujuh suara, sementara Hadat hanya mengantongi satu suara.
Suara hampir bulat tersebut menandakan tingginya tingkat kepercayaan anggota terhadap sosok yang dikenal aktif menggerakkan Dreamnews Alor dalam berbagai program sosial dan literasi.
“Perolehan suara hampir bulat itu tanda kepercayaan besar kepada Bunda. Forum sudah bicara,” tutur Arif, salah satu peserta sidang.
Bunda Yusfira sendiri dikenal sebagai figur yang mengedepankan kolaborasi dan kerja nyata. Sejak awal berdirinya Dreamnews Alor, ia aktif dalam kegiatan seperti Safari Buku, Penanaman Pohon di MIS Syahbullah Wahing, hingga Kajian Pendidikan di Pulau Pantar.
👉 Baca juga: Dream News Alor Serahkan Al-Qur’an dan Tanam Pohon di MIS Syahbullah Wahing
Usai pemilihan, forum melanjutkan agenda penetapan formatur. Berdasarkan hasil musyawarah, Hadat yang memperoleh suara terbanyak kedua ditunjuk sebagai Sekretaris Umum, sementara Dewi dipercaya menjadi Bendahara.
Presidium sidang menegaskan pentingnya kerja kolektif dalam menjalankan organisasi.
“Semua harus terlibat. Kita berdiri bersama, tidak ada yang berjalan sendiri,” tegas Azizah, menutup jalannya forum.
Keputusan forum juga mencakup pembentukan tim kerja komunikasi publik dan bidang lingkungan-lokal, dua sektor yang disebut akan menjadi garda depan kegiatan Dreamnews Alor tahun mendatang.
Dalam wawancara singkat dengan tim DreamnewsAlor.com, Bunda Yusfira menyampaikan bahwa Mubes perdana ini bukan hanya tentang memilih pengurus, tetapi tentang meneguhkan arah perjuangan organisasi.
“Dreamnews lahir dari semangat kebersamaan. Hasil Mubes ini bukan akhir, justru awal langkah baru untuk menulis, menanam, dan menginspirasi,” ujarnya dengan nada optimis.
Dreamnews Alor memang dikenal tidak hanya sebagai media lokal, tetapi juga komunitas aksi sosial. Mereka telah menggelar kajian publik, bedah buku, dan kegiatan lingkungan sejak 2020.
Menurut pengamat sosial Alor, Dr. Junus Bala, munculnya komunitas seperti Dreamnews Alor merupakan fenomena penting di tengah menurunnya minat generasi muda terhadap literasi.
“Anak muda Alor perlu ruang seperti ini. Dreamnews bukan hanya platform berita, tapi ruang pembelajaran sosial yang membentuk kepemimpinan baru,” ungkapnya.
Ia menambahkan, kegiatan Mubes menjadi wujud transisi dari komunitas spontan ke organisasi terstruktur. Hal ini penting untuk menjaga keberlanjutan gerakan, agar tidak berhenti pada kegiatan sesaat.
Sementara itu, Abdul Hamid Kadir, yang menjadi panitia pemilihan, menilai proses Mubes berjalan demokratis dan berintegritas.
“Tidak ada intrik, tidak ada blok-blokan. Semua berjalan dengan prinsip musyawarah. Itu yang bikin forum ini terasa sehat,” katanya.
Setelah Mubes, pengurus baru Dreamnews Alor berencana menyusun rencana strategis 2025–2026 yang mencakup:
-
Program Literasi Sekolah Desa (mendorong pelatihan menulis untuk siswa madrasah).
-
Dreamnews Green Project, menanam 1.000 pohon di pesisir Alor.
-
Pelatihan Jurnalistik Warga bekerja sama dengan kampus dan komunitas pemuda.
-
Ekspedisi Budaya Alor, mendokumentasikan permainan tradisional dan kearifan lokal.
Program-program tersebut diharapkan tidak hanya memperkuat eksistensi Dreamnews Alor sebagai media, tetapi juga sebagai gerakan perubahan sosial berbasis nilai dan kolaborasi.
Mubes ditutup dengan doa bersama dan pembacaan pernyataan resmi organisasi. Para peserta saling berjabat tangan dan berfoto bersama di depan sekretariat Mutiara. Perbedaan pendapat sepanjang forum pun larut dalam tawa dan pelukan persaudaraan.
“Yang terpenting bukan siapa yang menang, tapi bagaimana kita terus berjalan bersama,” ucap Tyadiana Abduka, yang mengikuti forum sejak awal.
Malam itu, suasana Mutiara tak ubahnya seperti ruang keluarga besar. Aroma kopi, tawa kecil, dan percakapan hangat menutup hari bersejarah Dreamnews Alor — komunitas muda yang kini mulai menapaki jalan panjang sebagai organisasi sosial-literasi yang matang dan berdampak.
(RED / Dream News Alor – Tim Jurnalis Muda)
📍 Mutiara, Kalabahi – Kabupaten Alor, NTT
📅 Dipublikasikan: 06 September 2025
.png)
0 Reviews :
Posting Komentar