DREAMNEWS ALOR

Banom NU Alor Gelar Santunan Sosial di Momen Hari Santri Nasional 2025

Dream News Alor Gelar Workshop Penulisan Berita, Dorong Semangat Literasi Jurnalistik di Kalangan Muda

Dream News Alor Gelar Workshop Penulisan Berita 

Dorong Semangat Literasi Jurnalistik di Kalangan Muda



Workshop Penulisan Berita

Dreamnewsalor.com — Dalam upaya membangun budaya literasi dan memperkuat kapasitas jurnalistik lokal, Dream News Alor menggelar Workshop Penulisan Berita bertema “Menulis Kebenaran, Merawat Kesadaran” di Kalabahi, Kabupaten Alor.(13/10/25)

Kegiatan ini menghadirkan Maslan Bao sebagai pemateri utama dan Bidadari Haji sebagai moderator, serta diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai sekolah dan komunitas literasi.

Jurnalisme Sebagai Jalan Kebenaran

Dalam materinya, Maslan Bao menegaskan bahwa jurnalisme sejati bukan sekadar menulis peristiwa, tetapi menegakkan kebenaran berdasarkan data, verifikasi, dan empati sosial.

Jurnalis sejati tidak bekerja untuk sensasi, tapi untuk memberi terang pada masyarakat. Kebenaran adalah napas dari setiap berita,” ujarnya di hadapan peserta.

Workshop berlangsung dinamis sejak sesi pembukaan. Para peserta belajar menulis berita menggunakan rumus 5W + 1H (What, Who, When, Where, Why, dan How). Setiap kelompok diminta menulis laporan sederhana tentang aktivitas sosial di sekitar mereka — mulai dari kegiatan sekolah, pasar tradisional, hingga perayaan Maulid di desa.

Baca juga: Banom NU Alor Tebar Kepedulian di Hari Santri 2025: “Santri Beraksi, Bukan Sekadar Berdoa”

Menurut Maslan Bao, “Berita tidak boleh menggantung. Setiap kalimat harus menjawab pertanyaan pembaca. Dalam jurnalisme, kejelasan adalah bentuk kejujuran.”

Dari Media Sosial ke Jurnalistik yang Bertanggung Jawab

Moderator kegiatan, Bidadari Haji, menilai kegiatan ini sebagai langkah penting untuk mendidik generasi muda agar melek media.
“Banyak anak muda bisa menulis status di media sosial, tapi belum tentu bisa menulis berita yang berimbang. Lewat kegiatan seperti ini, kita belajar menulis dengan tanggung jawab,” ungkapnya.

Peserta juga diajak mengenal empat jenis utama berita: straight news, depth news, investigasi, dan opini. Materi disusun kontekstual dengan mencontohkan berita-berita lokal di Alor, seperti liputan kegiatan Festival Dugong Pantar Barat dan Bakti Sosial Banom NU di Dulolong.
Beberapa peserta bahkan langsung menulis berita percobaan tentang kondisi jalan desa yang rusak dan dampaknya terhadap kegiatan belajar di SD Dulolong 2 — contoh konkret bahwa jurnalistik bisa dimulai dari hal sederhana namun bermakna.


Literasi Daerah Sebagai Investasi Sosial

Ketua Dream News Alor, Yusfira Abdurahman, S.Pd., CGMC, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program “Alor Menulis 2025”, yang berfokus pada pemberdayaan literasi dan pelatihan menulis di 17 kecamatan se-Kabupaten Alor.
“Kita ingin setiap anak muda Alor bisa menulis berita, menulis kebenaran, dan menulis sejarah. Karena daerah yang punya penulis adalah daerah yang hidup,” tegas Yusfira.

Menurut data internal Dream News Alor, hingga Oktober 2025 sudah tercatat 147 peserta dari kalangan pelajar dan mahasiswa yang mengikuti pelatihan menulis berita, dengan 68 di antaranya telah aktif menjadi kontributor lokal di website dan kanal YouTube Dream News Alor.
Langkah ini menjadi model pengembangan literasi jurnalisme lokal di Nusa Tenggara Timur yang bersumber dari komunitas sendiri, bukan lembaga besar luar daerah.

Baca juga: Peran Santri Perempuan dalam Gerakan Sosial Alor: Fatayat NU Hadir Menyentuh Hati


Etika Jurnalistik: Menulis dengan Hati dan Nurani

Dalam sesi tanya jawab, beberapa peserta bertanya tentang cara menghadapi tekanan saat meliput isu sensitif, seperti politik lokal dan keagamaan.
Maslan Bao menegaskan pentingnya kode etik jurnalistik dan keteguhan moral.
“Menulis berita berarti memegang kepercayaan publik. Kalau kepercayaan itu rusak, maka seluruh nilai jurnalistik pun ikut runtuh,” tegasnya.

Bidadari Haji menambahkan, Dream News Alor ingin menjadi “sekolah jurnalistik terbuka” bagi siapa pun yang ingin belajar menulis tanpa batasan usia atau latar belakang. Ia menyebut bahwa bulan depan pihaknya akan menggelar Pelatihan Menulis Feature dan Editing Berita, dengan fokus pada praktik lapangan dan penyuntingan naskah.

“Kalau mau menulis berita yang bagus, jangan hanya mengandalkan teori. Harus turun ke lapangan, mendengar langsung suara masyarakat,” ujarnya.


Dampak dan Harapan: Dari Tulisan Menuju Perubahan Nyata

Kegiatan ini diakhiri dengan pesan moral dari Yusfira Abdurahman.
Menulis berita adalah bagian dari membangun peradaban. Kalau anak muda Alor bisa menulis dengan jujur, berarti kita sedang menyiapkan pemimpin masa depan yang berpikir jernih dan bertindak benar.

Salah satu peserta, Igo Laikling, pelajar asal SMA Negeri 2 Kalabahi, mengaku terinspirasi untuk menjadi jurnalis lokal.
“Ternyata menulis berita itu bukan soal bakat, tapi kemauan. Saya ingin terus belajar menulis agar bisa menyuarakan kebaikan lewat tulisan,” ucapnya dengan semangat.

Menurut pengamat komunikasi dari Alor Institute, Dr. Yunus Lelang, pelatihan seperti ini memiliki dampak sosial yang signifikan.
“Literasi jurnalistik lokal memperkuat daya kritis masyarakat. Ketika warga tahu membedakan opini dan fakta, maka hoaks akan kehilangan panggungnya,” jelasnya.


Langkah Ke Depan: Membangun Ekosistem Media Lokal

Dream News Alor menargetkan pelatihan literasi jurnalistik di 10 sekolah menengah dan 5 madrasah pada akhir tahun 2025. Selain itu, akan dibentuk Forum Penulis Muda Alor sebagai wadah berbagi karya, kritik, dan liputan inspiratif antar pelajar.

“Kalau masyarakat tahu menulis dan membaca berita dengan benar, daerah akan maju tanpa harus menunggu bantuan dari luar. Literasi adalah fondasi perubahan,” tutup Yusfira.

Kegiatan berakhir dengan sesi foto bersama, penyerahan sertifikat pelatihan, dan komitmen kolaborasi media antara Dream News Alor, sekolah-sekolah, serta komunitas Alor Creative Network.
Senyum para peserta menjadi bukti bahwa semangat literasi bukan hanya tentang menulis — tapi tentang menghidupkan kembali kesadaran lokal lewat kata-kata.


🔗 Tonton juga di YouTube: Workshop Jurnalistik Dream News Alor 2025 – “Menulis Kebenaran, Merawat Kesadaran”

📖 Baca juga:

·         Banom NU Alor Tebar Kepedulian di Hari Santri 2025: Santri Beraksi, Bukan Sekadar Berdoa

·         Fatayat NU Alor Bangun Gerakan Sosial Perempuan Pesisir

·         Literasi Digital di Alor: Dari Surau ke Ruang Siber


About PENDIDIKAN UNTUK NEGERI

The Dreamnews Alor Community is a community established on February 12, 2022, by six founders: Mukmin, Asmar, Bunda, Dhian, Tyadiana, and Hadat. Its main goal is to improve literacy and numeracy for children in remote areas of the country, especially in regions far from the city and with limited access to education. The community focuses on the fields of education, social issues, religion, politics, and other areas.

0 Reviews :