SEMATA Kalabahi Hadapi Era Digital: Pelatihan Kepemimpinan Kader Bertema “AI dalam Organisasi”
Dreamnewsalor.com — Di tengah cepatnya perubahan dunia digital, Serikat Mahasiswa Tatakata (Semata) Cabang Kalabahi melangkah adaptif dengan menyelenggarakan Pelatihan Kepemimpinan Kader (PKK). Kegiatan berlangsung di ruang kuliah samping Aula Universitas Tribuana Kalabahi, dengan menghadirkan narasumber dari komunitas Dreamnews Alor, yakni Mukmin Amsidi, M.Pd., seorang pendidik sekaligus pemerhati literasi digital dan etika teknologi (01/06/2025).
Acara tersebut diikuti oleh 25 peserta dari berbagai bidang keorganisasian mahasiswa di Kalabahi. Sejak sesi pembuka, suasana terasa hangat dan penuh antusiasme — para peserta mencatat, berdiskusi, bahkan melemparkan pertanyaan-pertanyaan kritis tentang bagaimana teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence / AI) dapat membantu organisasi mahasiswa menjadi lebih efektif, efisien, dan berdampak.
Dalam pemaparannya, Mukmin Amsidi menjelaskan bahwa AI bukan sekadar teknologi masa depan, melainkan sudah menjadi bagian dari kehidupan organisasi hari ini.
“AI itu bukan robot yang menggantikan manusia. Ia hanyalah alat bantu. Yang utama tetap manusia dan nilai-nilai yang kita bawa. Kalau nilai kita kosong, teknologi justru bisa menyesatkan arah perjuangan organisasi,” tegasnya.
Ia memberi contoh sederhana: bagaimana fitur AI seperti ChatGPT, Notion AI, dan Canva Magic Write bisa digunakan untuk menyusun laporan kegiatan, membuat proposal cepat, hingga mendesain pamflet organisasi dalam hitungan menit. Namun, Mukmin menekankan bahwa penggunaan AI harus disertai etos belajar dan tanggung jawab etis.
“Organisasi yang baik itu bukan yang paling modern, tapi yang paling punya arah. AI hanya membantu menguatkan langkah, bukan menggantikan tekad,” tambahnya.
Ketua Semata Cabang Kalabahi, Zadrak Motomani, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya organisasi dalam menyiapkan kader yang tangguh, berpikir kritis, dan mampu menjawab tantangan zaman.
“Kami ingin kader Semata punya semangat juang yang kuat, pengetahuan yang relevan, dan keterampilan yang kontekstual. AI membuka peluang besar bagi organisasi mahasiswa untuk bertransformasi, asal digunakan secara bijak,” ujarnya.
Pelatihan ini juga menjadi wadah bagi para peserta untuk memahami keseimbangan antara mimpi pribadi, tanggung jawab sosial, dan kesiapan dunia kerja. Dalam sesi kelompok, peserta diminta merancang simulasi program kerja berbasis teknologi — mulai dari sistem kehadiran digital, publikasi media sosial, hingga rancangan kampanye sosial yang didukung AI-based tools.
Salah satu peserta, Desy Lelang, mahasiswi semester lima Fakultas Hukum Untrib, mengaku pelatihan ini membuka pandangan barunya tentang dunia organisasi.
“Selama ini saya pikir organisasi itu hanya rapat dan kegiatan sosial. Ternyata ada cara baru yang bisa membuat kerja kita lebih efisien, misalnya bikin surat atau laporan otomatis. Saya baru tahu AI bisa bantu sebanyak itu,” katanya sambil tersenyum.
Senada dengan Desy, Rahman Lado, kader muda Semata asal Kecamatan Pantar Barat, menilai kegiatan ini penting untuk mengasah kemampuan berpikir strategis.
“Kami dari daerah butuh pelatihan seperti ini. Banyak organisasi lokal masih manual, padahal bisa lebih cepat kalau tahu cara pakai teknologi,” ujarnya.
Menurut data Dinas Kominfo Kabupaten Alor (2024), tingkat literasi digital masyarakat Alor baru mencapai 48% dari total populasi produktif. Hal ini berarti separuh dari penduduk usia muda belum sepenuhnya memahami penggunaan teknologi secara aman dan produktif.
Maka kegiatan seperti PKK Semata menjadi sangat strategis. Selain mengasah jiwa kepemimpinan, juga menjadi sarana penyadaran digital — bahwa teknologi bisa menjadi alat perjuangan sosial, bukan sekadar hiburan.
“Kalau dulu aktivis berjuang dengan pamflet dan megafon, sekarang mereka bisa berjuang lewat konten kreatif, kampanye digital, dan penulisan berbasis data,” jelas Mukmin Amsidi saat sesi tanya jawab.
๐ Baca juga:
➡️ DreamNews Alor Gelar Kemping Edukatif Pasca Sumpah Pemuda
➡️ Dream News Alor serahkan Al-Quran dan Tanam Pohon di MIS Syahbullah Wahing
Dalam sesi refleksi akhir, Mukmin menegaskan bahwa AI harus dipandu nilai, bukan sebaliknya. Menurutnya, organisasi mahasiswa seperti Semata perlu tetap berpijak pada nilai perjuangan sosial, solidaritas, dan keberpihakan pada masyarakat kecil.
“Kalau kader kehilangan nilai, teknologi hanya jadi topeng. Tapi kalau nilai kuat, teknologi bisa memperluas dampak,” ucapnya.
Para peserta kemudian diminta menuliskan visi pribadi mereka tentang peran kader masa depan. Beberapa menulis tentang harapan membangun masyarakat literat, sebagian menulis tentang ingin menjadi pemimpin yang beretika di era digital.
Pelatihan ditutup dengan yel-yel khas Semata:
“Yemai Tadi Nokid — Mari Kita Bersatu!”
Suara mereka menggema di ruang kuliah Universitas Tribuana Kalabahi, menciptakan suasana penuh kebersamaan dan tekad. Ketua panitia, Riski Daeng, mengatakan bahwa PKK tahun ini adalah yang paling progresif karena menggabungkan pendekatan konvensional dan digital.
“Biasanya PKK hanya bicara soal struktur dan ideologi, tapi tahun ini kami masuk ke teknologi juga. Karena kader masa depan harus bisa berpikir ideologis sekaligus adaptif,” ungkapnya.
Fenomena seperti yang dilakukan Semata menunjukkan bahwa organisasi mahasiswa tidak lagi bisa beroperasi dengan pola lama. Dunia digital menuntut keterampilan komunikasi, kolaborasi lintas platform, dan adaptasi cepat.
Dosen Filsafat Pendidikan Untrib, Dr. Yusfira Abduragman, saat diwawancarai secara terpisah, menyebut langkah Semata sebagai “tanda kematangan generasi baru Alor.”
“Kader muda hari ini punya dua tugas: menjaga nilai perjuangan dan menguasai teknologi. Kalau dua-duanya seimbang, organisasi mereka tidak akan mati oleh zaman,” ujarnya.
Kegiatan ini menegaskan pesan abadi K.H. Dewantara:
“Setiap orang adalah guru, setiap tempat adalah sekolah.”
Bagi Semata, ruang kuliah sederhana di Kalabahi telah berubah menjadi laboratorium pembelajaran kepemimpinan digital. Dari sana, lahir semangat baru — semangat untuk memimpin dengan akal, hati, dan teknologi.
Dengan dukungan komunitas seperti Dreamnews Alor, generasi muda Alor kini melangkah lebih pasti menuju masa depan di mana idealisme dan inovasi berjalan beriringan.
๐
Tanggal: 01 Juni 2025
๐ธ Foto: Dokumentasi Panitia PKK Semata & Dreamnews Alor
✍️ Penulis: Redaksi Dreamnews Alor
๐ Kategori: Pendidikan, Pemuda Alor
๐ Editor: Tim Redaksi
.png)
0 Reviews :
Posting Komentar