Kita Punya Andil Mendorong Ruang Aman bagi Perempuan dan Anak di Alor
Agenda tersebut menjadi respon nyata terhadap meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Alor selama dua tahun terakhir. Berdasarkan data dari Unit PPA Polres Alor menunjukkan tren peningkatan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Pada 2024 tercatat 80 kasus, sementara pada 2025, hingga bulan Mei saja, sudah ada 30 kasus. Angka ini dinilai mengkhawatirkan oleh Koordinator Hukum dan HAM Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Alor.
“Kalau kita diam, kita ikut menyuburkan budaya kekerasan. Maka, komunitas seperti SUPER harus hadir — bukan untuk menggantikan peran lembaga hukum, tapi untuk menyadarkan masyarakat,” ujar Anggota Div. PKP SUPER Alor, Salsabila Sogo saat rapat.
Pertemuan tersebut berlangsung hangat namun serius. Setiap organisasi diberi kesempatan menyampaikan pandangan dan strategi kampanye sosial. GMKI Alor, misalnya, menekankan pentingnya peran gereja dan lembaga pendidikan dalam menciptakan ruang aman di lingkungan belajar.
Ketua Dream News Alor menambahkan bahwa edukasi sejak dini di desa-desa menjadi kunci.
“Kita perlu mendidik anak-anak tentang consent (persetujuan) dan batas tubuh sejak SD. Karena banyak kasus terjadi akibat ketidaktahuan,” jelas Bunda, Ketua Umum Dream News Alor.
Rapat tersebut juga menjadi persiapan menuju peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (16 HAKTP)
Tema tahun ini mengusung pesan kuat dari Komnas Perempuan: “Kita Punya Andil, Kembalikan Ruang Aman.”
SUPER Alor berencana menggelar serangkaian kegiatan seperti workshop edukasi gender di sekolah-sekolah, penanaman, serta kampanye daring dengan tagar #AlorBebasKekerasan.
Ada juga Menurut catatan Kepala Desa Adang Buom, Kabupaten Alor, Jamilah Kou, mengungkapkan bahwa kekerasan terhadap anak-anak masih ditemukan di wilayahnya. Meski begitu, sebagian besar kasus dapat diselesaikan secara kekeluargaan di tingkat desa.“Ruang aman bukan hanya tentang fisik, tapi juga pikiran dan bahasa. Saat kita berhenti menyepelekan kekerasan verbal, di situ ruang aman mulai tumbuh,” ujar salah satu perwakilanRumah Belajar Melang, saat sementara rapat
"Di Adang Buom itu ada. Tidak semua bersih. Tetapi mereka selesaikan kembali di rumah, sehingga untuk sekarang masih damai-damai saja," ucap Jamilah. Sabtu (21/06/2025).Ia mengaku sering menyelesaikan persoalan kekerasan ini secara langsung dengan memberikan perhatian dan masukan positif kepada para pihak yang terlibat.
"Saya selalu memberikan perhatian yang baik, masukan yang positif, supaya mereka tidak terus melakukan hal itu. Tapi bagaimana mereka bisa menjalani hidup dengan cara yang berubah," katanya.
Dalam rapat koordinasi itu, para peserta sepakat membentuk Forum Aksi Bersama — wadah lintas komunitas untuk mengawal isu kekerasan terhadap perempuan dan anak. Forum ini akan bekerja sama denganbeberapa stakeholder untuk memperkuat sinergi pencegahan kekerasan di akar rumput.
Bunda, perwakilan DreamNews Alor, yang juga hadir dalam pertemuan tersebut menegaskan bahwa media lokal punya tanggung jawab moral dalam isu ini.
“Tugas media bukan hanya melapor setelah tragedi, tapi mengedukasi agar tragedi tidak terjadi lagi,” ujarnya.
Isu kekerasan terhadap perempuan di Alor sebenarnya erat kaitannya dengan rendahnya literasi sosial dan digital. Dalam penelitian internal DreamNews Alor tahun 2024, ditemukan bahwa 72% remaja perempuan di daerah pesisir Alor belum memahami konsep kekerasan berbasis daring seperti cyber harassment atau body shaming online.
๐ Baca juga:
➡️ Dream News Alor serahkan Al-Quran dan Tanam Pohon di MIS Syahbullah Wahing
Menjelang akhir rapat, suasana terasa hangat. Para peserta sepakat untuk tidak membiarkan isu kekerasan tenggelam di antara hiruk pikuk isu politik dan ekonomi.
“Perempuan dan anak bukan statistik. Mereka manusia yang layak hidup aman,” tutup Bunda penuh emosi.
๐ Penulis: Redaksi DreamNews Alor
๐
Tanggal: 5 November 2025
๐ธ Foto Asli: SUPER Alor / Dokumentasi DreamNews
๐ Kategori: Isu Sosial, Gender, Literasi, Komunitas
.png)
0 Reviews :
Posting Komentar