Tradisi Bayi Quraisy Disusukan ke Pedalaman
Pada masa itu, orang-orang Quraisy punya tradisi
menitipkan bayi mereka untuk disusui dan dibesarkan di pedalaman. Alasannya
jelas, udara padang pasir lebih bersih daripada Mekah yang ramai, bahasa di
pedalaman lebih fasih, dan anak-anak bisa tumbuh sehat serta kuat.
Suku yang terkenal dalam hal itu adalah Bani Sa‘ad bin
Bakar, cabang dari kabilah Hawazin. Mereka dikenal tangguh,
sehat, dan memiliki bahasa Arab yang paling murni.
Halimah
binti Abi Dzu’aib – Perempuan yang Terpilih
Di antara wanita penyusu dari Bani Sa‘ad, ada
seorang perempuan miskin bernama Halimah as-Sa‘diyah. Ia datang ke
Mekah bersama suaminya, Harits bin Abdul Uzza, untuk mencari bayi Quraisy yang
bisa mereka susui demi tambahan rezeki.
Awalnya, tidak ada yang mau memberikan bayinya
kepada Halimah, karena ia tampak miskin dan kudanya lemah. Namun, ketika semua
wanita lain sudah mendapatkan bayi, hanya Muhammad yang tersisa. Halimah pun
akhirnya membawa bayi itu, meski awalnya dengan hati berat.
Namun sejak Muhammad masuk ke pelukannya,
keberkahan demi keberkahan datang bertubi-tubi. Keledai Halimah yang tadinya
lemah, tiba-tiba berlari kencang. Susunya yang kering, kembali mengalir deras.
Kehidupan keluarga Halimah berubah seketika.
Masa
Kecil Nabi Muhammad di Pedalaman
Nabi Muhammad kecil tumbuh di pedalaman Bani
Sa‘ad dengan penuh cinta dari Halimah dan Harits. Ia diberi susu, dipelihara,
dan dijaga seperti anak kandung sendiri.
Di padang pasir, ia belajar hidup keras,
mengenal angin gurun, bintang malam, dan kesederhanaan hidup. Tubuhnya sehat,
kuat, dan terbentuk jiwa tangguh. Bahasa Arabnya juga fasih, karena ia tumbuh
di tengah kabilah dengan bahasa yang murni.
Peristiwa
Pembelahan Dada
Salah satu peristiwa besar yang terjadi di
masa kecil Muhammad di pedalaman adalah peristiwa
syarh al-shadr (pembelahan
dada). Suatu hari, saat beliau bermain bersama anak-anak
Halimah, dua malaikat datang mendekatinya. Mereka membelah dadanya,
mengeluarkan segumpal darah hitam (simbol bagian dari setan), lalu mencucinya
dengan air zamzam, dan mengembalikannya dengan penuh cahaya.
Anak-anak yang menyaksikan kejadian itu lari
ketakutan dan memberitahu Halimah. Muhammad ditemukan dalam keadaan pucat,
namun sehat. Halimah dan suaminya ketakutan akan keselamatan anak itu, sehingga
akhirnya mereka memutuskan untuk mengembalikan Muhammad kecil kepada ibunya,
Aminah.
Hikmah
dari Kehidupan di Bani Sa‘ad
Masa tinggal Muhammad di pedalaman Bani Sa‘ad
membekali beliau dengan banyak hal:
1.
Kekuatan fisik – beliau tumbuh
sehat, kuat, terbiasa dengan kerasnya padang pasir.
2.
Fasih berbahasa – bahasa Arab yang
beliau gunakan sangat murni, karena dipelajari dari kabilah yang bahasanya
paling terjaga.
3.
Keberanian dan kemandirian – beliau
terbiasa hidup sederhana, disiplin, dan tegar menghadapi tantangan.
4.
Keberkahan – kehadiran beliau
membawa rezeki bagi keluarga Halimah, menjadi bukti sejak kecil bahwa beliau
bukan manusia biasa.

0 Reviews :
Posting Komentar